Get me outta here!

Tias Tatanka

Sebab Hidup Begitu Indah

Menu

Lanjut ke konten
  • Beranda
  • Artefak
  • Tentang Saya

Author Archives

tiastatankahttps://tiastatanka.wordpress.comAn ordinary mommy and housewife, a writer, and a left hand for hubby.

Sebab Hidup Begitu Indah (4)

Maret 24, 2014 by tiastatanka

IMG01339-20130515-0704Ini kisah nyata. Bukan lebay. Apa adanya. Pernah kutulis di twitter, tapi ini kisah lengkapnya.

Malam itu ceritanya dapat undangan resepsi pernikahan seorang teman baik. Diadakan di salah satu hotel, malam hari. Dan aku bimbang antara pakai sepatu fantovel atau high heels.

Fantovelku sudah kusam dan beberapa bagian lemnya terkelupas. Aku takut jika kupakai malah nanti solnya lepas dari badannya:D

Sementara untuk hak tinggi, sebenarnya aku sering sakit di kaki dan punggung jika memakainya. Tapi ini sewarna dengan batik biruku. Ada sih selop lain yang lebih nyaman, tapi warna pink, sungguh tidak serasi mengingatnya:(

Maka, atas nama keserasian warna, aku pakai high heels biru itu. Bukan termasuk kelas stiletto yang runcing itu. Wih, kalau yang terakhir ini aku gak berani pakai, takut “kejlungup” 😀 Apa yah, bahasa Indonesianya?

Baca lebih lanjut →

Home Sweet Home 3 Komentar

Sebab Hidup Begitu Indah (3)

Maret 23, 2014 by tiastatanka

Diskusi Serius  Selepas subuh itu, aku dan hubby membicarakan banyak hal. Bermacam topik meloncat begitu saja dari   pikiran masing-masing. Soal pekerjaan, karya, anak-anak, keluarga besar, keuangan, rencana-rencana, keinginan-keinginan, dan tubuh yang menua.

Sejak 2008 aku harus menghadapi kondisinya yang sering mengeluh sakit. Sempat menjalani perawatan beberapa minggu di RS Holistic di Purwakarta, Jawa Barat. Lalu menempuh pengobatan alternatif Qi Gong dan konsumsi ramuan herbal.

Dulu sempat disesalinya, karena seolah aku hanya menerima sisa kekuatannya. Sebab ia tak lagi sanggup menemaniku yang ingin sekali ke Baduy. Sejak lama aku ingin berkunjung, tapi suamiku bilang sudah bosan jalan ke sana. Ia tak menyadari aku  belum pernah.

Baca lebih lanjut →

Home Sweet Home 5 Komentar

Sebab Hidup Begitu Indah (2)

Maret 22, 2014 by tiastatanka

odieTadi pagi ngobrol sama Odie (10 yo) soal fasilitas kami yang bagi dia terbatas. Tentang main game, fesbukan, jajan, yang semua dibatasi.

Aku coba jelaskan alasannya. Bukan berarti kami membatasi gerak kreatifnya. Bukan karena kami iri tak bisa melakukan hal sama. Bukan karena kami tidak suka kegiatannya. Semata, jika berlebihan akan berbahaya.

“Odie bisa kok main game terus-terusan tanpa dilarang. Mau main sepuasnya juga boleh. Tapi nanti…” Kataku.

Odie menatapku heran, ” Kapan?”

Aku tersenyum, “Nanti, kalau sudah di surga.”

Odie tersenyum.

Beratkah cerita surga buat anak seusia dia? Bagiku tidak. Kami sering membicarakan kehidupan setelah mati. Tanpa ada dogma-dogma berat atau mengerikan. Kupikir, surga dan neraka bukanlah sesuatu yang tabu dibicarakan dengan anak sejak kecil. Justru dengannya dijanjikan banyak bahagia.

 

@tiastatanka

Home Sweet Home Tinggalkan komentar

Sebab Hidup Begitu Indah

Maret 22, 2014 by tiastatanka

Jika engkau bertemu seseorang yang amat sangat menjengkelkan, jangan kau hakimi dia seperti perasaanmu.

Barangkali ialah cermin, saat sama kau berada di sisinya.

Home Sweet Home Tinggalkan komentar

Sepotong Doa untuk Suami

September 2, 2013 by tiastatanka

Dear hubby,
Segala tentangmu adalah sulit dituliskan. Tak hanya pujian, tapi juga keluh. Bukankah engkau lebih suka kurahasiakan seluruh tentang kita? Maka aku tak banyak membagi.

Dear hubby,
Izinkan aku menuliskan sedikit saja. Sebab segala tentangmu adalah istimewa. Danau di mataku tiba-tiba pasang tanpa ombak. Menghangat tanpa panas. Meluap tanpa gemuruh.

Dear hubby,
Engkau yang entah mengapa kata-katamu sering terjadi. Tuhan bicara padaku lewatmu. Maaf jika sering lalaiku.

Dear hubby,
Mencintaimu tak dapat kulakukan sepenuh segala. Tidak seluruh raga jiwa dan hati. Tidak juga dirimu. Jangan mencintaiku sepenuh dirimu. Kau tahu. Agar kita tak menghujat Tuhan saat terpisahkan.

Dear hubby,
Jika ingin tahu besar cintaku, adalah sepanjang doa untukmu. Agar kita saling meringankan saat dosa dan kebaikan diperhitungkan. Agar Tuhan kasih kita bertemu di surga kelak. Dalam kemudaan. Abadi.

Home Sweet Home 3 Komentar

KREATIF SAAT WRITER’S BLOCK

Juni 5, 2013 by tiastatanka

Pada awalnya saya hanya suka menulis. Tetapi karena hanya itulah, saya sangat menikmati kegiatan itu. Menulis buat saya kemudian meningkat menjadi sebuah kebutuhan, agar pikiran saya tetap jalan dan wawasan berkembang. Satu lagi, menulis membuat saya lebih cermat.

Dengan kesibukan yang menggunung, saya menyisihkan waktu untuk menulis. Tentang apa saja. Di mana saja. Dan karena kesibukan itulah saya harus fleksibel dalam menulis. Genre, tema, media apa pun. Bahkan ketika listrik mati. Selama masih tersedia sinar matahari atau batere handphone, proses kepenulisan saya baik-baik saja. Minimal saya masih bisa menuliskan poin-poin penting kelanjutan naskah.

Kondisi Berbahaya

Kondisi yang tidak baik adalah jika waktu yang disediakan editor tinggal sedikit. Lalu bahan baku cerita kurang. Itu bisa jadi neraka yang muncul tiba-tiba di ubun-ubun. Penyebabnya banyak, dan saya lebih suka mengkambinghitamkan kesibukan mendadak yang datangnya jelang deadline! Ini bahaya, dan kalau sudah begini, saya bisa serius tingkat dewa di depan monitorJ (Hiperbol dikitlaah..hihihi)

Dua hal di atas (tenggat dan bahan baku) sama sekali tidak ada hubungannya dengan mood. Saya sudah lama tidak menjadi kormod; korban moody. Dulu iya. Bahkan bisa bengong tidak menulis berhari-hari kalau pre menstruation syndrom; PMS. Itu fitrah perempuan saat hormon menyesuaikan siklus. (Kenapa jadi ke hormon segala?!)

Writer’s Block

Kondisi yang tidak baik lainnya adalah mentok. Writer’s block. Diblok entah oleh apa. Atau malah memblokkan diri tanpa sadar. Ya, saya sering mengalaminya, saat pikiran saya susah diajak meneruskan tulisan. Saya akan menyerah dan berhenti. Semuanya tanpa sadar.

Tapi berhenti menulis buat saya bukan berarti berhenti memikirkan kelanjutan naskah. Saya mencari kompensasi. Clubbing istilah saya.

Welcome to The Club!

Klab yang saya masuki beragam. Dari yang buka pagi, sampai yang malam. Dari panas sampai dingin, yang membuat lupa makan minum, sampai kekenyangan. Ssstt.. kadang saya lupa suami! Oh, tidak, jangan pakai tanda seru karena berbisik.

Klab pagi saya biasanya di jalanan. Saat writer’s block, saya butuh jalan. Udara panas tak masalah. Yang penting saya melihat banyak orang dan ekspresinya. Juga lihat-lihat barang sale. Seringkali ide-ide muncul bersamaan. Kalau perlu saya nongkrong di kafe, pesan minuman dingin. Hazelnut Float gocengan. Ketahuan dong, di mana lokasi saya:D Saya suka lupa suami kalau lagi nongkrong. Untunglah suami saya masih ingat saya.

Klab siang saya bersama anak-anak. Bersama mereka sering muncul ide-ide yang tidak biasa. Padahal, saya hanya menyanyi, nonton televisi atau bikin prakarya dengan mereka. Untuk prakarya biasanya anak-anak protes karena hasil karya saya paling bagus. Hahaha… Tapi memang diniatkan dari hati ketika membuatnya. Saat berkreasi itulah otak saya terpancing untuk memikirkan kelanjutan naskah. Sambil menggambar, mewarna, menggunting dan menempel, saya malah mikirin kerjaan. Ini yang suka bikin saya telat makan saking asyiknya:D

Klab malam saya adalah nonton televisi. Di malam hari sayalah penguasa remote control. Hahaha… Tidak hanya sekedar menonton, karena setting otak saya adalah belajar dari sekitar. Kadang-kadang sebuah tayangan membuat saya berpikir dalem-dalem, berbuntut merenung dan mencerahkan. Atau ada tayangan yang membuat saya mengomel kualitasnya buruk. Itu bisa berakibat saya tidur larut karena sibuk coret-coret ide-ide yang riuh dari otak.

Dan jika writer’s block itu masih ada bahkan kadar-nya ”to the max”, saya clubbing sama Dia yang namanya sering disebut. Inisialnya, YME. Otak dan hati saya enteng setelahnyaJ

Writing Forever

Saya masih suka salah berbahasa. Tapi itu tidak menghentikan saya untuk terus menulis dan memperbaiki kualitas tulisan. Saya telah menemukan bahwa bukan hanya tapi harus menulis. Sebab saya hidup dan harus membuat sejarah sendiri, dengan menuliskannya. Tabik!

Catatan: tulisan ini dipublikasikan di FB Grup Cendol.

Resensi Buku 1 Komentar

MEMINDAHKAN BUKU-BUKU

Februari 13, 2013 by tiastatanka

Inilah yang paling sulit kulakukan terkait buku. Rasanya sayang membagi buku yang sengaja dikumpulkan sejak lama. Tapi suamiku sudah uring-uringan, karena rak buku makin penuh.

Sebenarnya pindahnya juga tidak jauh, ke Rumah Dunia (RD), perpustakaan yang kami dirikan sejak 2002. Letaknya persis di belakang rumah. Ada dua lokasi penyimpanan buku, yang kategori buku langka dan penting, disimpan di Surosowan, yang ini persis di belakang rumahku. Sedang buku-buku populer dan anak-anak disimpan di Balai Belajar Bersama, tak jauh pula. Hanya untuk menuju ke sana aku harus keluar areal lama RD.

Ini sudah kesekian puluh kalinya kami menyortir buku, lalu dilimpahkan ke RD. Selalu ada perasaan sama: setengah ikhlas. Tapi suamiku mengingatkan pentingnya berbagi. Agar buku kami lebih bermanfaat. Jika disimpan di tempat yang semua orang bisa mengaksesnya, bukankah amat menyenangkan? Jika buku bisa bicara, barangkali ia akan lebih bahagia, daripada kuketeki sendiri 🙂

Maka, puluhan buku berpindah tempat. Semula sedih hati ini. Tapi begitu melihat wajah relawan yang cerah dan senang melihat buku-buku itu, aku jadi terharu. Aku pun merasakan hal yang sama saat menerima kiriman pesanan buku-buku incaran.

Suamiku benar. Jika aku kangen buku-buku itu, aku tinggal melangkah ke belakang, dan bisa “meminjamnya” kapan pun. Meminjam, karena sudah dihadiahkan untuk Rumah Dunia. Dan benarlah kebahagiaan itu terasa jika kita berbagi. Aku suka mengunjungi buku-bukuku di sana, dan seperti merasakan seluruh buku bercengkerama satu sama lain. Kadang-kadang aku menemukan buku baru yang tergeletak di meja dengan lipatan di ujungnya, pertanda sedang dibaca relawan. Ah, bahagianya buku eks koleksiku dibaca!

Tapi, selalu ada yang harus disimpan sendiri di rak buku rumah kami. Buku-buku referensi yang kami perlukan, atau koleksi langka milik suami. Aku sekarang menahan diri jika berada di toko buku, agar tidak kalap lagi. Entah bertahan sampai kapan…;)

Artefak Tinggalkan komentar

Gege Mengejar Cinta: ‘Lupus Milenia’ Ketiga

Januari 20, 2013 by tiastatanka

cover-gege-mengejar-cintaJudul Buku      : Gege Mengejar Cinta

Penulis             : Adhitya Mulya

Penerbit           : Gagasmedia

Tahun              : 2005, Cetakan kedua

Tebal buku      : 234 + xii halaman

Mohon maaf pada Hilman, kreator Lupus, karena istilah Lupus Milenia-nya saya pakai untuk mengomentari novel seorang penulis muda –ia memang belum kakek-kakek!- Adhitya Mulya, kelahiran tahun 1977.

Tapi –suwer!- saya kesulitan mencari padanan penulis yang mengusung warna sama: calinyol (kocak, lincah, konyol). Oke ya, saya tidak akan membandingkan kedua penulis maupun karyanya. Satu-satunya –eh, sorry! Dua, tepatnya!- alasan yang membuat saya membaca buku kedua Adhitya adalah karena suami saya juga sering dipanggil Gege oleh penggemarnya dan yang kedua karena di kaver belakang ada gambar kepala ondel-ondel, yang membuat anak-anak saya tak habis bertanya tentangnya. Well, anak-anak saya suka segala sesuatu yang berbau ondel-ondel. Baca lebih lanjut →

Books Tinggalkan komentar

I LOVE CARD

Januari 19, 2013 by tiastatanka

Saat bongkar-bongkar buku di perpustakaan rumah, aku menjatuhkan beberapa potongan kertas ke lantai. Mengenali tulisan anak sulung kami, Bella, aku segera memunguti dan merapikannya. Tetapi begitu membaca salah satu potongan kertas seukuran kartu nama dengan tulisan “To : Gola Gong & Tias Tatanka” aku tergelitik ingin tahu.

Ada empat belas lembar kertas beraneka ukuran, kira-kira 3 x 3 cm sampai yang paling besar 4 x 7 cm, di seluruh kertas satu sisinya bertuliskan I Love Card. Semula kupikir Bella sedang merancang dagangan untuk market day di sekolahnya, berupa kartu ucapan. Tetapi ternyata ia menuliskan banyak hal di sisi lain potongan kertas itu. Lihat saja (sesuai aslinya): Baca lebih lanjut →

Home Sweet Home 2 Komentar

ALWAYS, LAILA : Hanya Cinta yang Bi(a)sa

Januari 19, 2013 by tiastatanka

 Oleh : Tias TatankaAlways Laila

 Judul buku        : Always, Laila (hanya cinta yang bisa)

Penulis              : Andi Eriawan

Penerbit,tahun   : GagasMedia, Jakarta, 2004

Tebal buku       : 228 + xii halaman

 Seorang Laila, umur 25 tahun, memiliki segalanya. Hidup yang ringan, tak banyak masalah, punya pacar (Pram) yang selama 8 tahun menemani hari-hari bahagianya.

 Sebagai orang yang berlatar belakang teknik penerbangan, Laila memperoleh pekerjaan yang (tampaknya) tidak banyak masalah. Meskipun Andi Eriawan, pengarangnya tidak menyebutnya secara tegas apa profesi Laila. Baca lebih lanjut →

Resensi Tinggalkan komentar

Navigasi pos

← Pos-pos sebelumnya
Pos-pos selanjutnya →

Dapur:

  • Daftar
  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed Komentar
  • WordPress.com
Juni 2023
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  
« Des    

Tulisan Terakhir

  • (tanpa judul)
  • Kita Ada karena Berarti dan Istimewa
  • Cara Cepat Mengirim Paket
  • Vaksinasi dan Antreannya (1)
  • Sebab Hidup Begitu Indah

Komentar Terbaru

Noe pada Menghafal Quran di Usia…
denik pada PAPEDA-AN
yayu arundina pada I am Your Left Hand (1)
Widi Utami pada I am Your Left Hand (1)
Rizka pada Sebab Hidup Begitu Indah …

Arsip

  • Desember 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • April 2017
  • Februari 2017
  • Oktober 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2015
  • April 2014
  • Maret 2014
  • September 2013
  • Juni 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Januari 2012
  • Juli 2011

Kategori

  • Artefak
  • Books
  • Home Sweet Home
  • Resensi
  • Resensi Buku
  • Uncategorized

Follow me on twitter

Twit oleh tiastatanka

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabung dengan 9.756 pelanggan lain

KEB

kumpulan emak blogger

Rumah Dunia

Rumahku Rumah Dunia Kubangun dengan Kata-kata

gong traveling

Jalan-jalan sambil nulis buku

IG: @tiastatanka

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Blog di WordPress.com.
Tias Tatanka
Blog di WordPress.com. Tema: Something Fishy.
  • Ikuti Mengikuti
    • Tias Tatanka
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Tias Tatanka
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...