Menghafal Quran di Usia “17+”

Menghafal surah Quran di usia segini (catet yah, 17+) sangat sulit (buat saya). Tidak perlu lagi penyesalan membuang puluhan tahun tanpa kerja keras menghafal.

Saya ganti penyesalan itu dengan niat sekuat-kuatnya. Sudah lama niatan ini ada, sempat ingin menjalani semacam boarding school khusus menghafal Quran. Tapi saya bukan tipikal orang yang rajin kursus. Tipe belajar saya otodidak, dari mana saja bahannya. Yang penting menyesuaikan jadwal saya dan keluarga.

Niat ini semakin menggebu ketika membaca postingan teman baik (dan baik hati banget) tentang resolusi 2016-nya. Mirip dengan saya: turun berat badan dan hafal 30 juz. Ini resolusi saya sejak tahun berapa tahu, dan selalu gagal. Tapi saya tidak berani menargetkan 30 juz. Hadeeh terlalu berat. Terserah deh dapat berapa juz. Pokoknya saya harus mulai. Berat badan turun bukan prioritas utama, da saya suka ngemil. Tapi mulai menghafal adalah keharusan.

Mulailah saya kembali menulis ulang di kertas HVS beberapa surah, sekadar mengingatkan kembali ayat-ayat favorit. Lalu setiap sholat dibaca setelah Al Fatihah. Selama seminggu hanya 1 surah itu yang dibaca. Kertasnya saya simpan di sebelah sajadah. Awalnya masih membaca, benar-benar membaca. Lalu sesekali melirik saat lupa.

Sudah berhasilkah? Belum hafal sepenuhnya. Tapi ketakutan ketidakmampuan menghafal perlahan surut, berganti dengan semangat dan keyakinan akan berhasil. Sampai sekarang masih dalam proses. Semoga istiqomah. Aamiin.

Selain itu, saat mengantar anak-anak sekolah, saya setel murottal sesuai hafalan anak-anak. Apakah lantas tidak setel musik sama sekali? Tidak juga. Sepulang mengantar, saya sesekali mendengarkan radio. Tapi itu jarang, mulai nyaman saat mendengar kembali murottal surah hafalan. Jadi saya kondisikan saja sesuai kenyamanan. Kadang juga tidak setel apa pun. Dan biasanya waktu berlalu garing, hambar, sia-sia. Kecuali ada obrolan bermutu dengan teman berkendara.

Ini belum final. Bahkan kalau sudah hafal pun tidak akan pernah final. Selalu ada yang menarik dari terjemahan Quran. Semakin banyak dibaca, semakin tahu diri ini "apalah-apalah".

Jadi postingan ini apalah, tidak pantas digunakan untuk menyombongkan diri di depan manusia. Cuma barangkali bisa memotivasi yang lain untuk mengikuti. Siapa tahu kita bisa saling sebut nama saat penentuan kapling di Jannah kelak. 🙂

Barakallah.

Menghafal Quran Bersama Anak

Menemani anak lelaki menghafal Al Mursalat. Susah buatku, tapi harus dimulai. Sesuai perjanjian, tiga ayat setiap hari. Insyaa Allah tiap selesai maghrib.

Cuma tiga ayat? Dikit amat. Biarkan dulu. Menikmati proses. Kuajak berhitung, 50 ayat dalam satu surah, tiga ayat sehari, selesai berapa hari? Lama. Hayuk, kalau mau dipercepat berarti nambah ayat perhari. Belum mau, jangan dipaksa. Harus tertanam di hati. Pancangkan dulu kecintaan pada firman-Nya.

Bismillah. Ya, ini pamer kebaikan. Berharap menginspirasi banyak orang. Silakan ditiru jika suka dan cocok. Semoga jadi manfaat dunia akhirat.

Ada saran atau tips menghafal Al Quran? Silakan tulis di komen, aku sangat membutuhkan.